
Presiden Prabowo Subianto saat akan melantik menteri dan wakil menteri Kabinet Merah Putih di Istana Negara, Jakarta, Rabu (17/9/2025). (Foto: Cahyo - Biro Pers Sekretariat Presiden)
AK47 - Presiden Prabowo Subianto mengirimkan sinyal tegas kepada jajaran menterinya: tidak ada tempat bagi pembangkang dan pencari aman di kabinetnya. Dalam pidatonya yang disiarkan langsung melalui kanal Gerindra TV pada Sabtu (18/10/2025), Prabowo menegaskan dirinya tidak akan ragu melakukan reshuffle jika ada menteri yang terus berbuat salah meski sudah diberi kesempatan untuk memperbaiki diri.
“Ada satu, dua (menteri) yang nakal saya peringati, ya. Sekali peringatan masih nakal, masih nggak mau dengar. Dua kali peringatan, tiga kali apa boleh buat reshuffle, harus diganti,” ujar Prabowo dengan nada tajam, disambut tepuk tangan para hadirin.
Tegas Demi Negara, Bukan Demi Perasaan
Dalam kesempatan itu, Prabowo menegaskan bahwa sikap kerasnya bukan karena ambisi pribadi, melainkan karena tanggung jawab besar yang ia emban sebagai kepala negara. Ia mengaku memilih para menteri dari kalangan terbaik, namun tetap menuntut loyalitas dan kinerja tanpa kompromi terhadap kepentingan rakyat.
“Saya sudah pilih anak-anak bangsa yang hebat. Tapi kalau salah dan tidak bisa diperingati, ya harus diganti. Karena demi negara, bangsa, dan rakyat, tidak boleh ada rasa kasihan. Yang harus dikasihani itu rakyat Indonesia,” tegasnya.
Prabowo juga mengaku tak gentar bila kebijakan kerasnya membuat dirinya dibenci oleh sebagian kalangan.
“Saya tidak apa-apa dibenci, asal rakyat saya tidak benci saya,” katanya mantap.
Pesan untuk Para Koruptor: Tak Ada Peringatan, Hanya Penindakan
Nada suara Prabowo semakin meninggi ketika menyinggung soal korupsi — penyakit lama yang terus menggerogoti sendi-sendi pemerintahan. Ia menegaskan, bagi pelaku korupsi, tidak akan ada peringatan atau kompromi.
“Koruptor, manipulator, penipu yang serakah nggak apa-apa, nggak ada urusan. Mereka maling uang rakyat. Untuk yang seperti itu, bukan peringatan, tapi penindakan,” tegasnya.
Presiden juga mengaku telah diingatkan oleh sejumlah pihak agar berhati-hati dalam menghadapi kelompok berduit yang bisa menggerakkan opini publik lewat bayaran. Namun, Prabowo menyatakan tidak gentar menghadapi tekanan semacam itu.
“Saya dikasih peringatan, ‘Pak hati-hati loh Pak, mereka uangnya banyak, mereka bisa bayar demo’. Saya jawab: nggak ada urusan! Yang penting rakyat Indonesia mendukung saya, saya tidak ragu-ragu,” ucapnya lantang.
Sinyal Tegas di Awal Pemerintahan
Pernyataan Prabowo ini menjadi sinyal kuat bahwa dirinya tidak akan mentolerir kelemahan birokrasi maupun perilaku pejabat yang lebih mementingkan citra daripada kerja nyata. Sumber di lingkaran istana bahkan menyebutkan, teguran terbuka ini bisa jadi merupakan “peringatan dini” bagi para menteri yang dinilai belum menunjukkan kinerja maksimal di awal masa pemerintahan.
Sejumlah pengamat menilai, gaya kepemimpinan Prabowo menunjukkan kombinasi antara disiplin militer dan naluri politik yang tajam. Dengan memberi peringatan keras di depan publik, ia mengirim pesan ganda kepada para pembantunya agar tidak bermain-main, dan kepada rakyat bahwa pemerintahannya akan berpihak pada kepentingan bangsa di atas segalanya.
Prabowo: “Yang Harus Dibenci, Bukan Presiden, Tapi Koruptor”
Menutup pidatonya, Prabowo menyampaikan pesan yang menggema di telinga publik:
“Yang harus dibenci rakyat itu bukan presidennya, tapi koruptor-koruptor yang merampok masa depan bangsa.”
Dengan gaya bicara yang lugas dan penuh keyakinan, Prabowo tampak ingin menegaskan bahwa masa toleransi terhadap penyimpangan di pemerintahan sudah berakhir. Dalam visinya, pejabat yang tidak mau berubah, akan disingkirkan dan bagi mereka yang menyeleweng dari amanah rakyat, tak ada lagi ruang untuk negosiasi.
(AK)
#PrabowoSubianto #ReshuffleKabinet #Nasional #Headline
Tidak ada komentar:
Posting Komentar